Penning Stories You'll Love to Read

Ahoy Pipel! Welcome aboard! A warm and heartfelt welcome to all who've joined me here. Your presence is truly appreciated. Thank you!

Selasa, 19 Desember 2017

Bullying Berkedok Pertemanan

Selamat malam pembaca semuanya. Pembaca? entah ada atau tidaknya kalian, aku selalu berfikir positif kalau bakalan ada yang baca tulisan ku ini dan aku juga yakin kalau aku akan punya pembaca. Toh kalaupun segetir-getirnya nasib artikel ini, alias tidak ada yang membaca, itu tak menjadi masalah. Karena dibaca sama orang bukan tujuan utama aku nulis di blog ini. Lah terus? ya cuma ingin menyalurkan apa yang ada di otakku aja, ya walaupun katanya otakku cuma sedikit setidaknya masih berfungsi dengan baik.

Oh iya, jangan lupa mandi dulu ya sebelum tidur, biar ga bau-bauin kasur. Makan malam juga ya, biar kondisi badan stabil ga seperti hati manusia yang labil. Yang terpenting selalu berdoa, pikirkan hal-hal dan harapan yang positif tentang hari ini dan esok. Karena hal ini bisa memberikan sumbangan positif juga untuk satu hari kedepan kita di esok hari. Semoga saja…

Bicara soal ke positifan, aku pernah lihat video dari salah satu youtuber bule Indonesia yang keren banget dan akhirnya dapet ide buat menulis sesuatu di blog ini. Kalian tahu Sacha Stevenson ga? itu loh bule Kanada yang menikah sama orang Indonesia dan dia sudah menetap di Indonesia sejak lama. Jadi konten youtube yang dia bawain itu membahas seputar Indonesia. Dari baiknya sampai buruknya, bahkan kebanyakan buruknya. Sampai-sampai lumayan banyak orang yang ga suka sama si bule ini karena gaya dia yang bener-bener apa adanya menjelas tentang kondisi yang terjadi di Indonesia (baca: bobroknya masyarakat Indonesia). Tapi aku suka sama chanel youtube dia, suka banget malah. Buat kalian yang penasaran bisa cari dia di tempat emaknya ya, eh bukan, di chanel youtube nya maksudnya.

Jadi lanjut soal video yang kemaren aku lihat, video itu membahas tentang tipe temenan orang-orang di Indonesia. Dan dalam video ini, memang bener-bener miris sih kalau lihatnya. Ya tapi ini juga benar adanya. Jadi gini, kalian pernah denger kata-kata gini ga? “Temen baik itu yang kalau dihujat sama temennya sendiri ga bakalan marah dan baperan” pernah? seharusnya sih pernah. Karena banyak orang sekarang yang gaya temenannya itu kaya begitu. Jadi mereka itu hobi cela-celaan satu sama lain. Temennya dapet nilai bagus dihujat sok pinter, nilai jelek katanya bego banget. Dia dandan di bilang sok cantik, dia lusuh dikatain manusia busuk. Melakukan hal baik katanya sok baik, dia jahat di panggil bangsat. Terus masuk ke ranah fisik lagi, kalau gendut dikatain badak cibodas, kurus dikatain jelangkung kelaperan. Kalau temennya melakukan sesuatu komentarnya selalu “SOK LU! SOSOAN” Lah terus maunya apa sih? serba salah kan jadinya. Tapi kalau kita marah, mereka pasti bilang “Gitu aja marah, baperan lu! sana masuk hutan sana! temenan sama monyet dulu! Biar mainnya rada jauh” Ya begitulah. Akhirnya kita jadi terbiasa hidup dalam celaan.

Aku sih sebenernya bisa nangkep apa maksud mereka bilang kaya begitu. Ada yang katanya buat menyadarkan temen, buat seru-seruan aja biar temenannya ga garing kek koreng udah mau sembuh. Ya boleh, tapi kalau kalimat negatif terus yang keluar ga pernah ada positifnya ya kan jadi bete. Bayangin aja kalau pas kita lagi capek-capeknya terus dibegituin. Bukannya temen itu saling suport satu sama lain? tempat kita menggali semangat hidup lagi, cari motivasi, dan saran yang membangun. Ya kalau aku sih, sebenernya tipe anak aliran selow atau yang biasa aja kalau digituin (karena bodo amat). Tapi pasti juga ada titik dimana kita itu bener-bener sebel kan kalau digituin? Jadi di dalam videonya Sacha itu, dia mengupas habis tentang kedok bullying di dalam sebuah hubungan suci yang dinamakan “pertemanan”.

Didalam videonya, Sacha sangat heran dan bingung dengan orang Indonesia yang suka jatoh-jatohin harkat dan martabat temen-temennya sendiri yang katanya itu buat asik-asikan dalam sebuah pertemanan. Tapi bener juga sih semua yang di bilang sama dia, bahkan aku juga sering menemuinya di kehidupan sehari-hari aku. Bahkan aku juga pernah melakukannya tanpa sadar, karena mungkin in tu udah jadi budaya orang-orang Indonesia menyeluruh.

Kenapa bisa jadi budaya di Indonesia? menurut opini Sacha, di Indonesia mempunyai budaya “Dilarang Sombong”, jadi orang-orang akan berusaha untuk memupuskan kepedeannya dulu, karena pede adalah bibit dari kesombongan (menurut mereka). Makanya kalo orang udah mulai muncul benih-benih percaya dirinya, dia harus ditekan dengan celaan supaya mereka ga jadi sukses, karena kalo udah sukses mereka akan sombong dan lupa sama temen.

kalau menurut pengalaman aku, dulu awal-awal di cela gitu aku juga ga terima tapi pasti teman-teman pada bilang gitu aja kok marah, ga asik lo dan lain-lainnya. Akhirnya ini lah yang menyebabkan celaan itu hanya aku anggap sebagai becandaan dan akhirnya juga jadi biasa aja dengan hal itu. Bahkan yang lebih bahaya adalah aku akan ikut-ikutan tercemplung dalam budaya cela-celaan itu sendiri. Jika diteruskan maka akan jadi kebiasaan yang masive dan akhirnya menjadi budaya menular yang susah dihilangkan dari masyarakat kita.

Jadi, tujuan aku menulis ini adalah untuk menyalurkan apa yang ada dipikiran Sacha Stevenson dan juga kerisihanku selama ini dengan celaan-celaan karena aku juga sempat down ketika temenku ada yang pernah cela kemampuan ku. Mungkin tulisan ini tidak akan banyak membantu tetapi setidaknya menyadarkan kita bahwa mencela atau menghina itu bullying yang dampaknya akan sangat berbahaya untuk kesehatan mental seseorang. Jadi mari mulai perubahan dari diri kita untuk tidak merendahkan dan menghina teman kita ketika dia hendak melakukan sesuatu untuk hidupnya (ya walaupun ga langsung hilang, yang penting coba sedikit menghilangkannya). Bahkan kalau bisa kita mendukungnya, memberi semangat, meyakinkannya bahwa dia mampu menjadi apa yang dia mau. Dan buat kita yang sering di cela juga jangan diem aja dan membiarkan ini menjadi kebiasaan, jangan hidup berlinang hinaan dan cacian. Ga enak sumpah! So Stop Bullying berkedok pertemanan! Salam Damai. Matur Tengkyu…

“Never let anyone’s opinion and perception of  you convince you that you are someone you’re not. Keep your head up” -Lauren Jauregui-
 

Wonogiri, 11 Juli 2017
[19:00]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar