Selamat malam pembaca semuanya. Pembaca?
entah ada atau tidaknya kalian, aku selalu berfikir positif kalau
bakalan ada yang baca tulisan ku ini dan aku juga yakin kalau aku akan
punya pembaca. Toh kalaupun segetir-getirnya nasib artikel ini, alias
tidak ada yang membaca, itu tak menjadi masalah. Karena dibaca sama
orang bukan tujuan utama aku nulis di blog ini. Lah terus? ya cuma ingin
menyalurkan apa yang ada di otakku aja, ya walaupun katanya otakku cuma sedikit setidaknya masih berfungsi dengan baik.
Oh iya, jangan lupa mandi dulu ya sebelum
tidur, biar ga bau-bauin kasur. Makan malam juga ya, biar kondisi badan
stabil ga seperti hati manusia yang labil. Yang terpenting selalu
berdoa, pikirkan hal-hal dan harapan yang positif tentang hari ini dan
esok. Karena hal ini bisa memberikan sumbangan positif juga untuk satu
hari kedepan kita di esok hari. Semoga saja…
Bicara soal ke positifan, aku pernah
lihat video dari salah satu youtuber bule Indonesia yang keren banget
dan akhirnya dapet ide buat menulis sesuatu di blog ini. Kalian tahu
Sacha Stevenson ga? itu loh bule Kanada yang menikah sama orang
Indonesia dan dia sudah menetap di Indonesia sejak lama. Jadi konten
youtube yang dia bawain itu membahas seputar Indonesia. Dari baiknya
sampai buruknya, bahkan kebanyakan buruknya. Sampai-sampai lumayan
banyak orang yang ga suka sama si bule ini karena gaya dia yang
bener-bener apa adanya menjelas tentang kondisi yang terjadi di
Indonesia (baca: bobroknya masyarakat Indonesia). Tapi aku suka sama
chanel youtube dia, suka banget malah. Buat kalian yang penasaran bisa
cari dia di tempat emaknya ya, eh bukan, di chanel youtube nya
maksudnya.
Jadi lanjut soal video yang kemaren aku
lihat, video itu membahas tentang tipe temenan orang-orang di Indonesia.
Dan dalam video ini, memang bener-bener miris sih kalau lihatnya. Ya
tapi ini juga benar adanya. Jadi gini, kalian pernah denger kata-kata
gini ga? “Temen baik itu yang kalau dihujat sama temennya sendiri ga
bakalan marah dan baperan” pernah? seharusnya sih pernah. Karena banyak
orang sekarang yang gaya temenannya itu kaya begitu. Jadi mereka itu
hobi cela-celaan satu sama lain. Temennya dapet nilai bagus dihujat sok
pinter, nilai jelek katanya bego banget. Dia dandan di bilang sok
cantik, dia lusuh dikatain manusia busuk. Melakukan hal baik katanya sok
baik, dia jahat di panggil bangsat. Terus masuk ke ranah fisik lagi,
kalau gendut dikatain badak cibodas, kurus dikatain jelangkung
kelaperan. Kalau temennya melakukan sesuatu komentarnya selalu “SOK LU!
SOSOAN” Lah terus maunya apa sih? serba salah kan jadinya. Tapi kalau
kita marah, mereka pasti bilang “Gitu aja marah, baperan lu! sana masuk
hutan sana! temenan sama monyet dulu! Biar mainnya rada jauh” Ya
begitulah. Akhirnya kita jadi terbiasa hidup dalam celaan.
Aku sih sebenernya bisa nangkep apa
maksud mereka bilang kaya begitu. Ada yang katanya buat menyadarkan
temen, buat seru-seruan aja biar temenannya ga garing kek koreng udah
mau sembuh. Ya boleh, tapi kalau kalimat negatif terus yang keluar ga
pernah ada positifnya ya kan jadi bete. Bayangin aja kalau pas kita lagi
capek-capeknya terus dibegituin. Bukannya temen itu saling suport satu
sama lain? tempat kita menggali semangat hidup lagi, cari motivasi, dan
saran yang membangun. Ya kalau aku sih, sebenernya tipe anak aliran
selow atau yang biasa aja kalau digituin (karena bodo amat). Tapi pasti
juga ada titik dimana kita itu bener-bener sebel kan kalau digituin?
Jadi di dalam videonya Sacha itu, dia mengupas habis tentang kedok
bullying di dalam sebuah hubungan suci yang dinamakan “pertemanan”.
Didalam videonya, Sacha sangat heran dan
bingung dengan orang Indonesia yang suka jatoh-jatohin harkat dan
martabat temen-temennya sendiri yang katanya itu buat asik-asikan dalam
sebuah pertemanan. Tapi bener juga sih semua yang di bilang sama dia,
bahkan aku juga sering menemuinya di kehidupan sehari-hari aku. Bahkan
aku juga pernah melakukannya tanpa sadar, karena mungkin in tu udah jadi
budaya orang-orang Indonesia menyeluruh.
Kenapa bisa jadi budaya di Indonesia?
menurut opini Sacha, di Indonesia mempunyai budaya “Dilarang Sombong”,
jadi orang-orang akan berusaha untuk memupuskan kepedeannya dulu, karena
pede adalah bibit dari kesombongan (menurut mereka). Makanya
kalo orang udah mulai muncul benih-benih percaya dirinya, dia harus
ditekan dengan celaan supaya mereka ga jadi sukses, karena kalo udah
sukses mereka akan sombong dan lupa sama temen.
kalau menurut pengalaman aku, dulu
awal-awal di cela gitu aku juga ga terima tapi pasti teman-teman pada
bilang gitu aja kok marah, ga asik lo dan lain-lainnya. Akhirnya ini lah
yang menyebabkan celaan itu hanya aku anggap sebagai becandaan dan
akhirnya juga jadi biasa aja dengan hal itu. Bahkan yang lebih bahaya
adalah aku akan ikut-ikutan tercemplung dalam budaya
cela-celaan itu sendiri. Jika diteruskan maka akan jadi kebiasaan yang
masive dan akhirnya menjadi budaya menular yang susah dihilangkan dari
masyarakat kita.
Jadi, tujuan aku menulis ini adalah untuk
menyalurkan apa yang ada dipikiran Sacha Stevenson dan juga kerisihanku
selama ini dengan celaan-celaan karena aku juga sempat down ketika
temenku ada yang pernah cela kemampuan ku. Mungkin tulisan ini tidak
akan banyak membantu tetapi setidaknya menyadarkan kita bahwa mencela
atau menghina itu bullying yang dampaknya akan sangat berbahaya untuk
kesehatan mental seseorang. Jadi mari mulai perubahan dari diri kita
untuk tidak merendahkan dan menghina teman kita ketika dia hendak
melakukan sesuatu untuk hidupnya (ya walaupun ga langsung hilang, yang penting coba sedikit menghilangkannya).
Bahkan kalau bisa kita mendukungnya, memberi semangat, meyakinkannya
bahwa dia mampu menjadi apa yang dia mau. Dan buat kita yang sering di
cela juga jangan diem aja dan membiarkan ini menjadi kebiasaan, jangan
hidup berlinang hinaan dan cacian. Ga enak sumpah! So Stop Bullying
berkedok pertemanan! Salam Damai. Matur Tengkyu…
“Never let anyone’s opinion and perception of you
convince you that you are someone you’re not. Keep your head up” -Lauren
Jauregui-
Wonogiri, 11 Juli 2017
[19:00]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar