Penning Stories You'll Love to Read

Ahoy Pipel! Welcome aboard! A warm and heartfelt welcome to all who've joined me here. Your presence is truly appreciated. Thank you!

Rabu, 31 Mei 2017

Aku Berbeda

alan-walker
Photo credit: “Faded” Alan Walker

Judulnya sedikit menggelitik dan membuat penasaran ya? iyakan sajalah. Kira-kira apasih yang mau dibahas disini dengan menggunakan judul itu? ya tentu tentang sebuah perbedaan. Perbedaan apakah itu? tentunya tentang apa yang ada pada diri ku bukan orang lain, karena tidak baik membicarakan orang lain. Lalu apakah itu? mari langsung saja.

Saat aku akan dilahirkan dua puluh tahun yang lalu di rumah sakit St Yohanes, Kebayoran Lama (entah sekarang masih atau tidak). Bidan yang menangani kelahiranku sudah mulai was-was, pasalnya aku sudah dinyatakan akan mengalami kelahiran yang tidak normal seperti anak-anak kebanyakan dilahirkan. Yap, aku akan dilahirkan sungsang (terbalik). Yang mana kaki ku duluan yang akan keluar, bukan kepala. Dan pada saat itu, ibuku memutuskan untuk melahirkan normal. Apa? emang bisa? ya buktinya sekarang umurku sudah dua puluh tahun dan ibuku masih suka sepedaan kalo pagi.

Menurut kalian apakah anak sungsang itu anak yang abnormal? anak yang aneh? anak yang merepotkan ibunya waktu melahirkan? anak yang bandel nih pasti dan label-label lainnya. Atau malah kalian biasa aja? kalo aku sih gitu, biasa aja. Tapi entah kenapa aku pengen banget bahas tentang ke-sungsang-an ku ini, kelihatannya menarik. Mungkin ini akan jadi sebuah apresiasi juga untuk ibu ku tercinta yang sudah menyelamatkan aku dua puluh tahun yang lalu dari sebuah proses yang dinamakan SUNGSANG.

Seperti yang aku sudah katakan sebelumnya, kalau aku itu merasa biasa aja kalau aku dulunya dilahirkan dengan sungsang (kondisi fisik dan lainnya). Tapi asal kalian tahu, ibu ku suka bercerita tentang gimana aku lahir dulu, dan kalau beliau udah mulai bercerita tentang itu aku pasti akan mulai merasa menjadi anak yang amat sangat beruntung. Selain beruntung bisa lahir dengan selamat, aku juga merasa beruntung karena punya ibu yang benar-benar kuat, hebat, dan sangat amat rela berkorban demi aku, bener-bener segalanya buat aku. Dan semua itu membuat aku merasa sampai kapanpun aku harus menjaganya, mementingkan segala urusannya diatas apapun, dan bertanggung jawab atas kebahagiaannya.

Coba kalau kalian searching tentang sungsang di google, pasti akan ada yang keluar tentang bahayanya. Iya, ternyata sungsang itu bahaya banget untuk bayi nya maupun untuk sang ibu, sama-sama berbahaya. Dan jarang banget ada anak sungsang yang dilahirkan normal, kebanyakan adalah di cecar karena kalau normal presentase keselamatannya kecil banget. Dan ibu ku mampu, Lord nangis nih.

Kata ibu aku dulu lahir di sekitar jam 15.45 WIB, di saat yang bersamaan hujan turut lebat dan petir menyambar-nyambar, ngeri ya. Ibu memang udah agak kesusahan ngeluarin aku, apalagi pas tinggal kepala doang yang masih didalem. Beliau ngeden sekuat tenaga dan pada tahap ini kalau ibu ku tidak kuat bisa saja aku terkena Asfiksia, yaitu kemacetan saat melahirkan kepala bayi sehingga terjadi aspirasi antara air ketuban dan lendir. Asfiksia juga bisa disebabkan oleh perdarahan pada otak bayi akibat tekanan saat proses persalinan, sampai pada kerusakan yang terjadi di medula oblongata. Penyebab lain adalah fraktur atau kerusakan pada daerah tulang leher bayi yang mengganggu proses pernapasan. Asfiksia berat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada bayi. NAH! Untung ibu ku kuat, maka dari itu aku selalu bilang ibu ku itu wonder woman. Ya salah satunya karena ini.

Selain itu, ibu juga sering menggambarkan ketegangan di ruang persalinan kala itu. Beliau menggambarkan ketika bapak teriak-teriak memberi dukungan untuk ibu biar kuat, padahal sebelumnya bapak tidak pernah masuk ke ruang persalinan ketika kakak-kakak ku akan dilahirkan. Katanya juga, bidan yang menjerit-jerit sewaktu ibu terus mendorongku keluar namun terhenti di bagian leher. Dan kulihat ekspresi ibu ketika dia membayangkan saat itu, dia bergidik ngeri. Sebegitu mengerikannya saat aku dilahirkan. Jaminannya adalah nyawa, antara aku dan ibu ku.

Begitulah perbedaanku dari kalian semua. Walaupun begitu pada dasarnya kita semuanya sama saja, hanya saja aku merasa lebih bersyukur saja atas kejadian sewaktu aku hendak dilahirkan. Lebih ngeri dan menantang dari kalian. Gitu aja sih.

Sebenernya aku nulis ini bukan ada maksud apa-apa. Aku cuma mau menginggatkan aja ke kalian semua kalau saat ibu kita mau melahirkan kita itu tidak mudah dan perjuangannya besar banget, jadi jangan macem-macem ya sama ibu kalian. Hargai, hormati, dan sayangi mereka. Jaga mereka baik-baik dan jangan sampai kecewain mereka. Aku pun juga begitu. Bahkan pernah pada suatu hari yang lampau aku bilang ke ibu ku gini, ibu akan sehat dan panjang umur terus dan mungkin aku yang bakalan meninggal duluan, aku bakalan rela mati buat ibu. Nah, menurut kalian respon ibu ku apa? ya sontak dia teriak kencang banget dan bilang “Kamu jangan pernah bilang kaya begitu lagi!” terus kan aku tanya kenapa. Dia cuma bilang kalau aku kan lebih muda, biarkan yang tua yang lebih berpengalaman yang pergi duluan. Katanya aku masih kurang pengalaman untuk begitu aja pergi dari dunia ini. Jangan pernah menyela antrian, tambahnya. Ya kurang lebih seperti itulah pelajaran yang mungkin aku dapat waktu itu. Menurut aku sih keren, ya entah kalau menurut kalian.

Jadi, inti dari tulisan ini adalah hormati ibu mu karena tanpa mereka kamu cuma upil semut dibawa muter angin tornado, alias tidak keliatan, tidak ada apa-apanya. Tapi tidak hanya ibu saja, bapak mu juga tentunya. Bahkan semua keluargamu. Hormati dan sayangi mereka. Mereka punya peran yang amat besar di kehidupanmu. Dan lagi sejauh apapun kalian pergi melangkah, keluargalah tempatmu kembali.
Sekian..

*Ini Post Backup-an dari blog aku yang disebelah

Semarang, 30 April 207
[13:57]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar