Judulnya sedikit menggelitik dan membuat
penasaran ya? iyakan sajalah. Kira-kira apasih yang mau dibahas disini
dengan menggunakan judul itu? ya tentu tentang sebuah perbedaan.
Perbedaan apakah itu? tentunya tentang apa yang ada pada diri ku bukan
orang lain, karena tidak baik membicarakan orang lain. Lalu apakah itu?
mari langsung saja.
Saat aku akan dilahirkan dua puluh tahun
yang lalu di rumah sakit St Yohanes, Kebayoran Lama (entah sekarang
masih atau tidak). Bidan yang menangani kelahiranku sudah mulai was-was,
pasalnya aku sudah dinyatakan akan mengalami kelahiran yang tidak
normal seperti anak-anak kebanyakan dilahirkan. Yap, aku akan dilahirkan
sungsang (terbalik). Yang mana kaki ku duluan yang akan keluar, bukan
kepala. Dan pada saat itu, ibuku memutuskan untuk melahirkan normal.
Apa? emang bisa? ya buktinya sekarang umurku sudah dua puluh tahun dan
ibuku masih suka sepedaan kalo pagi.
Menurut kalian apakah anak sungsang itu
anak yang abnormal? anak yang aneh? anak yang merepotkan ibunya waktu
melahirkan? anak yang bandel nih pasti dan label-label lainnya. Atau
malah kalian biasa aja? kalo aku sih gitu, biasa aja. Tapi entah kenapa
aku pengen banget bahas tentang ke-sungsang-an ku ini, kelihatannya
menarik. Mungkin ini akan jadi sebuah apresiasi juga untuk ibu ku
tercinta yang sudah menyelamatkan aku dua puluh tahun yang lalu dari
sebuah proses yang dinamakan SUNGSANG.
Seperti yang aku sudah katakan
sebelumnya, kalau aku itu merasa biasa aja kalau aku dulunya dilahirkan
dengan sungsang (kondisi fisik dan lainnya). Tapi asal kalian tahu, ibu
ku suka bercerita tentang gimana aku lahir dulu, dan kalau beliau udah
mulai bercerita tentang itu aku pasti akan mulai merasa menjadi anak
yang amat sangat beruntung. Selain beruntung bisa lahir dengan selamat,
aku juga merasa beruntung karena punya ibu yang benar-benar kuat, hebat,
dan sangat amat rela berkorban demi aku, bener-bener segalanya buat
aku. Dan semua itu membuat aku merasa sampai kapanpun aku harus
menjaganya, mementingkan segala urusannya diatas apapun, dan bertanggung
jawab atas kebahagiaannya.
Coba kalau kalian searching tentang
sungsang di google, pasti akan ada yang keluar tentang bahayanya. Iya,
ternyata sungsang itu bahaya banget untuk bayi nya maupun untuk sang
ibu, sama-sama berbahaya. Dan jarang banget ada anak sungsang yang
dilahirkan normal, kebanyakan adalah di cecar karena kalau normal
presentase keselamatannya kecil banget. Dan ibu ku mampu, Lord nangis
nih.
Kata ibu aku dulu lahir di sekitar jam
15.45 WIB, di saat yang bersamaan hujan turut lebat dan petir
menyambar-nyambar, ngeri ya. Ibu memang udah agak kesusahan ngeluarin
aku, apalagi pas tinggal kepala doang yang masih didalem. Beliau ngeden
sekuat tenaga dan pada tahap ini kalau ibu ku tidak kuat bisa saja aku
terkena Asfiksia, yaitu kemacetan saat melahirkan kepala bayi sehingga
terjadi aspirasi antara air ketuban dan lendir. Asfiksia juga bisa
disebabkan oleh perdarahan pada otak bayi akibat tekanan saat proses
persalinan, sampai pada kerusakan yang terjadi di medula oblongata.
Penyebab lain adalah fraktur atau kerusakan pada daerah tulang leher
bayi yang mengganggu proses pernapasan. Asfiksia berat dapat menyebabkan
terjadinya kematian pada bayi. NAH! Untung ibu ku kuat, maka dari itu
aku selalu bilang ibu ku itu wonder woman. Ya salah satunya karena ini.
Selain itu, ibu juga sering menggambarkan
ketegangan di ruang persalinan kala itu. Beliau menggambarkan ketika
bapak teriak-teriak memberi dukungan untuk ibu biar kuat, padahal
sebelumnya bapak tidak pernah masuk ke ruang persalinan ketika
kakak-kakak ku akan dilahirkan. Katanya juga, bidan yang menjerit-jerit
sewaktu ibu terus mendorongku keluar namun terhenti di bagian leher. Dan
kulihat ekspresi ibu ketika dia membayangkan saat itu, dia bergidik
ngeri. Sebegitu mengerikannya saat aku dilahirkan. Jaminannya adalah
nyawa, antara aku dan ibu ku.
Begitulah perbedaanku dari kalian semua.
Walaupun begitu pada dasarnya kita semuanya sama saja, hanya saja aku
merasa lebih bersyukur saja atas kejadian sewaktu aku hendak dilahirkan.
Lebih ngeri dan menantang dari kalian. Gitu aja sih.
Sebenernya aku nulis ini bukan ada maksud
apa-apa. Aku cuma mau menginggatkan aja ke kalian semua kalau saat ibu
kita mau melahirkan kita itu tidak mudah dan perjuangannya besar banget,
jadi jangan macem-macem ya sama ibu kalian. Hargai, hormati, dan
sayangi mereka. Jaga mereka baik-baik dan jangan sampai kecewain mereka.
Aku pun juga begitu. Bahkan pernah pada suatu hari yang lampau aku
bilang ke ibu ku gini, ibu akan sehat dan panjang umur terus dan mungkin
aku yang bakalan meninggal duluan, aku bakalan rela mati buat ibu. Nah,
menurut kalian respon ibu ku apa? ya sontak dia teriak kencang banget
dan bilang “Kamu jangan pernah bilang kaya begitu lagi!” terus kan aku
tanya kenapa. Dia cuma bilang kalau aku kan lebih muda, biarkan yang tua
yang lebih berpengalaman yang pergi duluan. Katanya aku masih kurang
pengalaman untuk begitu aja pergi dari dunia ini. Jangan pernah menyela
antrian, tambahnya. Ya kurang lebih seperti itulah pelajaran yang
mungkin aku dapat waktu itu. Menurut aku sih keren, ya entah kalau
menurut kalian.
Jadi, inti dari tulisan ini adalah
hormati ibu mu karena tanpa mereka kamu cuma upil semut dibawa muter
angin tornado, alias tidak keliatan, tidak ada apa-apanya. Tapi tidak
hanya ibu saja, bapak mu juga tentunya. Bahkan semua keluargamu. Hormati
dan sayangi mereka. Mereka punya peran yang amat besar di kehidupanmu.
Dan lagi sejauh apapun kalian pergi melangkah, keluargalah tempatmu
kembali.
Sekian..
*Ini Post Backup-an dari blog aku yang disebelah
Semarang, 30 April 207
[13:57]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar