Penning Stories You'll Love to Read

Ahoy Pipel! Welcome aboard! A warm and heartfelt welcome to all who've joined me here. Your presence is truly appreciated. Thank you!

Senin, 03 April 2023






Hellu Pipel!

Lama sekali ya kita tidak berjumpa, aku dan kamu tentunya. Kabar kalian baik kan? Btw terima kasih banyak ya karena masih setia disini. Ditempat kecil yang berdebu karena jarang di beresin ini. Yang menjadi soal adalah karena aku hanya datang sesekali saja untuk mampir dan bercerita sedikit. Dan akan berlalu setelahnya.

Anyway, udah tahun 2023 nih! Kalian jalannya sudah sampai mana? masih tetep jalan kan ya? Sampai manapun itu, ga usah terlalu buru-buru ya. Tidak mengapa jalan kalian lambat, tidak secepat yang lain. Yang penting masih terus ada pergerakan. Seperti tema tulisan kali ini nih, biasa lah ya, mau cerita lagi.

Mengawali 2023 ini aku sedikit mau cerita nih (awalnya di bulan April banget, ga telat lah ya hehe). Jadi tahun ini aku menyambut umur 26. Rasanya masih sama saja seperti tahun sebelumnya, terbelenggu oleh pikiran-pikiran ku sendiri. Bedanya tahun ini mungkin tambah parah, karena umur sudah semakin tua ya. Tahun ini aku banyak sekali gagal nih, pipel. Aku merasa sudah berusaha namun hasilnya tetap sama saja. Tidak ada kemajuan yang berarti di hidup ini. 

Dari kegagalan yang bertubi-tubi hadir ini, akhirnya membawaku banyak termenung. Hingga suatu malam yang hening, entah ada pikiran dari mana itu, datanglah niat untuk naik gunung (lagi). Yap, tepatnya sudah lama sekali aktivitas ini aku tinggalkan. Bukan ditinggalkan, tepatnya adalah aktivitas yang akan aku lakukan kalau sedang patah sepatah patahnya. Kan katanya orang "Kalau tiba-tiba ingin naik gunung, berarti sakitnya sudah bukan main lagi". Aku banyak berpikiran tahun ini soal diriku yang banyak gagal, maka dari itu ku coba untuk menguji semangatku lagi apakah masih ada atau tidak. Akhirnya keputusan mendadak untuk naik gunung itu, aku bulatkan sebulat mungkin dan juga untuk kado ulang tahun ku, karena hampir bertepatan. Sebagai penanda juga tentunya.

Berangkatlah aku di tanggal 25-26 Februari 2023 kemarin, Gunung Merbabu dambaan ku sejak lama akhirnya menjadi pilihan untuk ku meluapkan banyak kesedihan dan pikiran ku yang tak menentu. Dan sesuai perkiraan, karena semua serba mendadak, cuaca di gunung pun tidak bisa diubah menjadi bagus. Sedang musim badai dan penghujan kok ya nekat tetap mendaki. Bukan soal keren atau tidaknya, disini aku hanya ingin tau seberapa jauh aku masih mau untuk berjuang (dalam hal apapun, yang utama dalam hidup ku). Dan akan aku tinggalkan semua energi negatifku di puncaknya.

Namun agaknya susah untuk mencapai puncak, karena banyak faktor penghalang yang ada. Cuacanya sangat amat tidak bersabat. Badainya bukan main, tidak ada matahari bahkan view cantik Merbabu tidak ku dapatkan. Namun dari situ, akhirnya aku dapat gambaran dari pendakian ini. Terkadang persiapan yang matang pun tidak membuah hasil, apalagi jika hanya mentah-mentah saja. Tetapi persiapan mentahnya terback-up dengan adanya bala bantuan tour guide (bantuan dari luar). Memaksakan tekat dan tenaga adalah satu-satunya cara yang bisa ku kerahkan saat itu. Akhirnya sampailah aku di puncak gunung Merbabu, Kentengsongo dan Trianggulasi. Di puncak aku banyak diam, ku katakan semua kesedihanku, kekacauanku, dan kemurunganku selama ini. Dan berharap semua akan hilang saat aku turun gunung dan pulang.

Namun dari perjalanan itu akhirnya aku dapat kesimpulan untuk hidupku. Ternyata aku masih sama saja. Bisa saja aku mencapai sesuatu yang kuinginkan karena rupanya aku masih punya semngat "itu", walaupun sebelumnya aku pesimis kalau semangat yang aku punya sudah memudar. Namun masih ada satu hal yang membuatku sedih, dan inilah kesimpulan akhir dari semuanya. Yaitu aku masih belum bisa mandiri. Sekian.

Terima kasih, Merbabu.


Surakarta, 

04 April 2023