Penning Stories You'll Love to Read

Ahoy Pipel! Welcome aboard! A warm and heartfelt welcome to all who've joined me here. Your presence is truly appreciated. Thank you!

Sabtu, 22 September 2018

Mari Bicara!

Bicaralah, agar semua insan tau apa yang ada di hatimu. Karena dengan berbicara kau akan menemukan pendengar yang akan benar-benar mendengarkanmu dengan baik dan sesekali memberi masukan. Agar hidupmu tak selalu hanya tentang kau dan egomu sendiri, kau juga perlu menambah sudut pandang yang lain.

Percayalah, hidup orang tidak akan yang selalu baik-baik saja. Terkadang Tuhan itu entah banyak atau sedikit pasti akan mengirimkan cobaannya untuk mengukur bagaimana kekuatan batin dan jasmani yang sudah kita bangun dari lahir sampai saat ini. Tuhan akan tetap mengukurnya walaupun kita sudah meminta untuk dimudahkan. Maka dari itu, kita dituntut untuk selalu siap siaga kapanpun cobaan itu akan datang.

Lalu bagaimana jika cobaan itu sudah saatnya datang? cobalah untuk bicara, untuk mengobrol, untuk sekedar sharing dan berbagi pikiran ataupun masukan dengan orang lain tentang masalahmu itu. Jangan jadi sok jagoan yang pura-pura kuat menahan cobaan yang kadang menguras air mata dan daya upaya. Cobalah untuk bicara pada orang yang kau percaya.

Sedikit cerita. Aku punya teman-teman untuk bercerita segala hal. Dari keluarga, sahabat, teman, dan orang yang baru saja ku kenal. Lalu apakah aku akan menceritakan masalahku pada orang yang barusan ku kenal, tentu tidak. Tindakan memilah sangat diperlukan disini. Memilih bagaimana maksudnya? memilih topik apa dan pada siapa kita akan cerita. Contohnya, kalau persoalan tentang pendidikan dan gambaran pekerjaan masa depan tentu aku akan membagi ceritaku lebih detail kepada keluargaku, lalu untuk persoalan hati aku akan membaginya pada sahabatku, persoalan main-main dan jalan-jalan akan aku bagikan pada teman-teman ku yang juga punya antusias yang sama. Dan terakhir aku akan bercerita kepada orang yang barusan ku kenal tentang suatu hal yang terjadi disekitar tempat kita bertemu. Misal berbagi cerita tentang begitu indah atau buruknya cuaca saat itu, dan lainnya. Setidaknya kita mampu melatih diri untuk bercerita mengenai apapun yang kita keluhkan dalam hidup kepada orang yang "tepat". Agar otak dan hati kita tidak terbebani terlalu banyak.

Bagaimana? sudah dapat sudut pandang ku? semoga sudah ya. 

Oh iya, lagi-lagi aku akan bercerita sedikit tentang hubungan ceritaku dengan bapak. Jadi aku merupakan anak yang paling dekat dengan bapak jika berada di lingkungan rumah, mungkin karena aku adalah satu-satunya putri cantik diantara putra tampannya yang lain. Jadi kegiatan berceritaku dengan bapak terbilang sangat sering dan unik. Bisa dibilang bapak adalah orang yang sibuk entah karna pekerjaan atau memang beliaunya yang tidak mau diam. Pasti ada saja hal yang dikerjakannya, sehingga beliau jarang berada di rumah, ya walaupun tempat kerjanya cuma disebelah rumah karna beliau berwirausaha. 

Jadi, dulu ibuku sering mengeluh karna bapak tidak pernah ada dirumah dan ada waktu untuk sekedar mengobrol dan mengajari anaknya untuk belajar. Ibu pernah marah besar karna hal ini. Namun seiring berjalannya waktu bapak mulai berbenah. Beliau mulai membuka telingga untuk mendengar dan mulut untuk memberikan masukan kepada anak-anaknya. Sepertinya halnya dengan cara unik. Beliau memang tidak ada waktu, namun sering kali beliau mengajakku untuk menemaninya mengirim barang ke luar kota, biasanya kegiatan ini kusebut sebagai co-driver talks. Di sepanjang perjalanan kita bisa banyak mengobrol tentang masalah apa saja. Bercerita dan mendengar yang sangat dekat, sedekat mungkin. Dari sini aku pun juga sadar. Kalau banyak cerita hidup bapak yang baru saja aku tahu. 
Jadi intinya apa? sesibuk apapun kita, carilah jalan unik untuk tetap meluangkan waktu, sekedar mengajak orang untuk mari bicara. Agar masalah yang dipunya bisa dipikul bersama.


Semarang,
22 September 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar