Penning Stories You'll Love to Read

Ahoy Pipel! Welcome aboard! A warm and heartfelt welcome to all who've joined me here. Your presence is truly appreciated. Thank you!

Rabu, 27 Februari 2019

DevianArt/ ©2016-2019 GUWEIZ

"Kecelakaan" dan "Ketidaksengajaan", dua kata ini merupakan kata yang beraroma negatif jika di masukan dalam beberapa konsep yang terjadi di dalam kehidupan. Bagaimana tidak? dua kata ini sangat dihindari oleh makhluk hidup agar kata ini tidak sampai ke dalam kehidupan mereka. 

Aku mendapatkan dua kata itu dari buku "Off The Record" milik Ria SW. Buku yang baru saja ku beli tadi siang di Solo ini memang sangat membekas di hidupku. Tentu saja, karena sehabis aku membeli buku ini aku terkena musibah yang setidaknya merenggut kebahagiaan ku hari ini. Aku mengalami kejadian pencopetan, dompet ku hilang di bawa kabur entah oleh siapa. Aku baru sadar dompet ku telah raib setelah sampai di kos, dengan posisi tas ku terbuka. Telat memang sadar ku. Banyak usaha ku lalukan, mondar mandir berharap sang pencopet membuang dompet ku begitu saja karena tidak menemukan uang sepeser pun. Ya, dompet ku memang kosong. Dan hanya berisi surat dan kartu-kartu yang menurut ku dan juga mungkin kalian lebih penting dari nominal uang.

Sore ku akhirnya tidak dihiasi oleh tidur di kos seperti yang aku bayangkan semenjak berangkat dari rumah. Akhirnya aku di sibuk kan bolak-balik Polsek, Bank, Kampus, dan tempat potocopi-an. Kesal dan capek yang tak terhingga, lapar belum makan siang pun harus aku tunda dulu karena harus mengejar jam tutup bank dan kampus. Namun tetap saja, surat yang kuusahakan sampai di kepolisian hari ini harus tetap ku ambil besok siang. Pulanglah aku dengan lunglai. Aku merasa jadi orang yang sangat teledor hari ini. Banyaknya telepon dan pesan singkat dari keluarga yang terus menerus memonitor apa yang terjadi padaku dan bagaimana perkembang nya sedikit banyak ku balas seadanya.

Sampai tibalah di malam ini. Buku "Off The Record" yang ingin segera ku baca sedari di bus baru ku jamah malam ini. Seperti dugaan ku sebelumnya terhadap buku ini. Buku ini pasti berisi banyak magnet-magnet yang siap membangunkan gelora semangat dalam menjalani hidup. Belum selesai, aku baru membaca dua bab. Namun pada akhirnya aku menyadari sesuatu. Aku menemukan kata-kata "Kecelakaan" dan "Ketidaksengajaan". Lalu ku relasi kan dengan apa yang ku alami siang ini, kehilangan dompet, yang sebenarnya merupakan bagian dari sistem pembelajaran hidup ku yang sedang bekerja. Segala sesuatu ada maksud tersembunyi di baliknya. Dari sebuah "kecelakaan" mungkin akan timbul "ketidaksengajaan" setelah nya. Namun aku belum tahu pasti apa maksudnya. Namun dugaan sementara ku adalah pembelajaran agar aku lebih menghargai nasihat orang lain (ibuku sering menasihati agar hati-hati dalam menempatkan dompet) dan lebih peduli sampai dengan hal terkecil di dalam hidup ku. Namun maksud sebenarnya Tuhan memberi ku cobaan ini belum ku ketahui sepenuhnya, mari kita lihat saja di kemudian hari.

Selesai membaca beberapa bab dari buku "Off The Record", entah kenapa jemari ini  menuntun ku untuk membuka aplikasi Instagram di ponsel. Sebenarnya aku tidak mau menambah sedih ku, namun entah kenapa, apa yang ku lihat di Instagram lebih membuat ku sedih daripada hanya sekedar kehilangan dompet siang tadi.


Turut berduka cita, doa terbaik untuk yang meninggalkan dan yang ditinggalkan. Memang kita tidak saling mengenal, hanya hubungan sebatas penyanyi/pencipta lagu dan seorang penikmat lagu. Tetapi aku baru tahu beberapa waktu lalu kalau ibunda nya terbaring di rumah sakit. Aku sangat suka dengan perjuangan nya dalam hal meniti karir nya sebagai penyanyi di Amerika dan dalam hal harus bolak-balik ke Indonesia untuk menjenguk ibunda nya. Dia juga terus menyemangati diri nya sendiri agar terus kuat menjalani hidup nya. Hingga sampai pada di titik ini, ibunda nya sudah selesai berjuang, Tuhan menginginkan ibunda nya untuk pulang dan beristirahat. Membaca postingan di atas beserta beberapa foto nya membuat ku lebih sedih dan menangis sejadinya daripada hanya sekadar sedih kehilangan dompet. 

           Harusnya aku lebih sadar diri, ada yang lebih sedih dalam hal kehilangan di hari ini daripada dompet ku beserta surat dan kartu yang bisa ku urus kembali setelah ini.

Lebih dari itu aku sangat ingin mengapresiasi perjuangan para anak yang berjuang untuk masa depan nya dan juga berjuang mungkin untuk salah satu keluarganya yang sakit dengan terus memberi support moril. Ini bukan hal yang mudah, percayalah. Namun sebisa mungkin memperjuangkan apa yang tidak mudah adalah setinggi-tingginya perjuangan. 

Cepat sembuh untuk keluarga kalian semua yang sedang sakit. Entah itu sakit dalam bentuk apapun. Dan cepat sembuh juga untuk ibu ku, semoga sakitnya tidak kambuh lagi. Semoga di sehat kan selalu, agar senantiasa memberikan dukungan kepada kami sampai di titik batas yang kami tuju. Dan membuat mu bangga karena memiliki kami. 

Selamat Berjuang...

Korelasi dari semua ini adalah satu, adanya kecelakaan atau kesalahan atau kehilangan merupakan awal dari suatu ketidaksengajaan. Lalu apa maksud dari ketidaksengajaan itu, semua masih menjadi rahasia Nya, sang Maha Segalanya. Kita hanya perlu menjalankan apa yang sudah Tuhan tulis dalam garis hidup kita. Dan melihat apa "Ketidaksengajaan" yang sudah Tuhan persiapkan untuk kita.

Semarang,
28 Februari 2019

Senin, 18 Februari 2019


Kata orang senja itu memuakkan. Anak-anak muda sedikit-dikit senja, apa-apa senja. Jadi malas kalau ingin menikmati senja karna serbuan pengagum senja dadakan ini. Namun senja bukan tentang indah di pandang dan ngetren di kalangan saja, senjaku adalah tentang seseorang yang membuatku jatuh cinta setengah mati pada senja. Kamu boleh bilang muak, tapi bagiku senja adalah dia. Meski tak bisa memandang dia secara langsung, memandang senja adalah aku sedang memandang dia.

Minggu, 17 Februari 2019



Akutu kadang suka iri sama dia. Dia kerjaannya super sibuk, karena jadi mekanik itu berat. Tapi dia selalu bisa menyisihkan waktunya barang setengah jam untuk telpon ibuk bapak, setiap hari.

Dulu bahkan dia pernah libur kerja dari Kalimantan, kemana2 ngajak ibuk, bahkan kumpul sama temennya pun ngajak ibuk. Sampe dikatain anak mami. Tapi dia jawab santai, aku pulang buat ibuku. Di Kalimantan ga ada ibuk, jadi disini dipuas-puasin. Malah kadang ibuk sampe ga enak sama temen-temennya dan protes. Kamu ga malu mas maen sama ibuk? Dia jawab santai lagi, ngapain malu? Orang sama ibuk sendiri kok.

Bahkan sampe sekarang punya istri pun tiap hari masih telpon terus. Ada aja pembahasannya. Sedangkan aku? Malah tiap hari ditelpon sama ibuk, kadang malu aja gitu. Dia yang laki-laki dan sibuk saja bisa. Masa aku yang perempuan dan belum terlalu sibuk masa ga bisa?

Jadi sudahkah kamu telpon bapak ibukmu hari ini?



Semarang,
18 Februari 2019