Jalan-jalan menyusuri
setiap sudut dunia ini sepertinya sudah menjadi kebutuhan primer bagi sebagian
orang. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan ini begitu besar dampaknya
terhadap kesehatan jiwa, karena kegiatan ini bisa membantu seseorang
meningkatan kadar bahagianya sehabis melakukan aktivitas hariannya yang mungkin
banyak menguras pikiran dan tenaga. Bisa dikatakan Travelling adalah obat mujarab untuk orang-orang yang haus akan
kesenangan dan keindahan di hidupnya.
Kali ini aku akan
membahas Travelling aku di ujung
utara pulau Jawa, bisa dikatakan diujung karena memang letaknya hampir berada
di ujung. Sebagian orang menamai kota ini sebagai kota Kartini. Yap, kota yang
aku singgahi kali ini adalah kota Jepara. Kota kelahiran Ibu Kartini ini
memiliki pesonanya tersendiri dibanding dengan kota lainnya. Karna menurutku
setiap tempat itu mempunyai keunikannya sendiri. Entah itu dari tempat, daerah,
maupun suasananya. Disini aku akan berbagi pandangan pribadi aku tentang keunikan
Jepara yang benar-benar versi aku, kalian silahkan saja kalau mempunyai versi
sendiri.
Sebenarnya tujuan utama
aku di Jepara bukan untuk Travelling, melainkan
untuk menjalankan tugas negara dari universitas tempat aku sekolah. Tidak perlu
dijelaskan panjang lebar tentang itu ya. Pokoknya kegiatannya adalah pengabdian
masyarakat.
Langsung saja, ketika
dengar nama Jepara pasti yang ada di pikiran adalah cuacanya yang panas karena
merupakan kota di tepi laut. Iya benar, Jepara merupakan kota dengan banyak
pantai di dalamnya. Ada beberapa pantai yang terkenal seperti halnya Pantai
Kartini, Teluk Awur, Pantai Seribu Ranting, Pantai Bandengan, Pulau Panjang,
dll. Bisa dibayangkan, di musim dinginnya Indonesia seperti sekarang ini suhu
di Jepara kalau di pagi hari hanya sampai di titik 23 derajat, sedangkan disiang hari masih saja
panas hingga mencapai 35 derajat. Tinggal disini selama kurang lebih hampir 3
minggu hanya sedikit merasakan dingin di pagi hari namun itu masih dingin yang
normal dan berlangsung tidak lama.
Jepara dan usaha
meubel. Kalau dilihat lagi perlengkapan kursi kayu kalian dirumah pasti ada
yang dari Jepara. Yap, karna sebagian besar mata pencaharian masyarakat di
Jepara yang terbesar adalah pengrajin meubel dan ukir, lalu disusul oleh sektor
pertanian, nelayan, tambak garam, dan sektor lainnya. Sejauh mata memandang
setiap rumah yang ada disini, biasanya ada tumpukan kayu dan kursi di depan
rumah mereka, kecuali yang deket pantai mereka bekerja dilaut ataupun menambak
garam.
Budaya bekerja orang
Jepara yang pekerjaannya di bidang perkayuan sangat patut ditiru. Mereka
mempunyai budaya kerja yang bagus, siang malam mereka bisa terus bekerja. Orang
yang benar-benar usahanya hanya di bidang kayu saja atau tidak ada sambilan jam bekerja mulai pukul 9 pagi hingga pukul 4 sore, setelah itu dilanjut dari pukul 9 malam hingga pukul 2 malam. Sedangkan
orang-orang yang bekerja di luar itu seperti halnya pegawai, guru, dan lainnya
mereka pun juga menjadikan meubel sebagai pekerjaan sampingannya. Siang bekerja
di kantor lalu malam mulai pukul 9 sampai pukul 2 malam kerja di meubel. Begitu
seterusnya. Jadi jangan heran kalau menginap di Jepara setiap malam berisik suara tukang. Apalagi kalau menginapnya di pedesaan, karena itu sudah menjadi budaya bekerja
mereka.
Bagimana dengan
pantainya? Atau objek wisata yang bisa di eksplore kalau sedang travelling ke Jepara? Aku sih taunya
pantai dan beberapa tempat main saja ya. Kemaren aku sempat eksplore Teluk Awur, Pantai Seribu
Ranting, Pantai Tanggul Lere, Alun-alun Jepara, Tempat Ngopi, dan jalan-jalan
di pusat kotanya Jepara. Dan kemungkinan masih banyak eksplore lagi karena aku
di Jepara masih sekitar sebulanan lagi. Namun tulisan tentang tempat-tempat
yang aku sebutin di atas belum bisa aku ikut sertakan sekarang ini karena aku ingin
menjadikannya sebagai series tentang Jepara saja. Jadi tunggu
kelanjutannya tentang tempat-tempat indah Jepara di tulisan selanjutnya ya. Bye
bye...
Jepara,
Jumat,
07 Juli 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar